Sabtu, 25 Mei 2013

Dicari Agen/Distributor Obat Ikan "DDL"

Dibutuhkan AGEN/DISTRIBUTOR seluruh Indonesia dari perusahaan kami yaitu DWI DEVI LANCAR (DDL). Produk kami merupakan produk-produk berkualitas yang telah teruji kemampuannya dilapangan dan sudah memiliki Ijin dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Ijin-Ijin lainnya. Adapun produk-produk kami meliputi :
1. King's Prawn Super-N (Ikan dan Udang) : Probiotik cair untuk memperbaiki kualitas air.
2. King's Prawn Bacs (Ikan dan Udang) : Probiotik cair untuk memperbaiki kualitas air dan pencernaan.
3. King's Prawn Bakteri (Ikan dan Udang) : Probiotik bubuk untuk kualitas air dan pencernaan.
4. King's Prawn Media (Media tumbuh bakteri) : Media bubuk untuk media tumbuh bakteri probiotik
5. KP Probiotik (Ikan dan Udang) : Probiotik cair untuk memperbaik kualitas air dan pencernaan.
6. Shrimp Health (Udang) : Suplemen
7. Megalodon (Ikan dan Udang) : Suplemen
8. Chrispy Shrimp (Udang) : pakan benur
9. dll 
Gambar 1. Produk DWI DEVI LANCAR
 
Gambar 2. Contoh Hasil Panen Penggunaan Obat Ikan DDL

Anda berminat, silahkan hubungi kami di no HP : 0812 327 7851 atau kontak yang terdapat pada blog kami. Terima kasih.

Selasa, 21 Mei 2013

Pengaruh dan Penanggulangan Amonia di Tambak

Gambar. Tambak Udang Intensif

Udang akan tumbuh baik dilingkungan yang sesuai kebutuhan hidupnya. Lingkungan yang harus diperhatikan meliputi kondisi dasar tambak, air dan cuaca.
Amonia merupakan senyawa beracun bagi udang dan hewan air lainnya. Senyawa tersebut dihasilkan bakteri dan cendawan (jamur) pada proses perombakan bahan organik, baik dalam kondisi aerob (ada oksigen) maupun anaerob (tanpa oksigen). Selain itu, amonia juga dihasilkan oleh sisa buangan metabolisme udang (metabolit) yang dikeluarkan melalui insang.
Perombakan bahan organik
Bahan organik di dalam tambak berasal dari kotoran udang, sisa pakan, plankton, atau organisme lain yang mati di tambak. Amoniak dalam air akan membentuk senyawa amonium, yang selanjutnya berada dalam kondisi keseimbangan. Perbandingan amonia dan amonium dalam air sangat dipengaruhi suhu dan pH.
NH3 disebut juga sebagai amonia tak terionisasi, sedangkan jumlah amonia yang terionisasi dan tidak terionisasi (NH3 + NH4) disebut total amonia nitrogen (TAN). Pengukuran amoniak dalam tambak udang umumnya menggunakan test kit amonium (ammonium kit) dengan pertimbangan lebih mudah dan praktis juga harganya relatif murah.
Cara lainya dengan memanfaatkan alat yang disebut spektrofotometer. Besarnya amonia (NH3) dihitung berdasarkan tabel yang disesuaikan dengan kondisi pH, suhu dan salinitas air tambak  yang diukur kandungan amonianya. Untuk itu, ketiga parameter air tersebut harus diukur pula. Selanjutnya presentase amoniak (NH3) dicari pada baris pH dan kolom suhu yang sesuai.
Pengaruh amonia
Udang mengeluarkan amonia dari dalam tubuhnya melalui insang. Bila di dalam air tambak terdapat kandungan amonia, proses pembuangan amoniak dalam tubuh udang terganggu. Amonia dalam darah mengganggu proses pengangkutan oksigen ke dalam jaringan dan proses ekskresi dari jaringan ke luar tubuh udang.
Kandungan amonia dalam air tambak yang disarankan maksimal 0,1 ppm dan udang akan mati pada 1 ppm NH3. Udang yang stress karena  amonia ditandai dengan warna tubuhnya yang menjadi kemerahan. Tanda yang sama juga terlihat kalau kandungan nitrit tinggi. Bila kondisi air tambak dipenuhi plankton yang pekat, pada sore hari udang akan berenang dibagian atas kolom air. Nafsu makan udang turun, bahkan kadang-kadang juga ditemukan udang yang mati.
Penanggulangan
Amonia yang ada dalam tambak dapat dimanfaatkan oleh plankton maupun bakteri. Jenis plankton yang paling umum menggunakan amonia adalah kelompok alga hijau, bakteri nitrifikasi (bakteri autotrof), dan sebagian bakteri heterotrof.
Pergantian air
Mengganti air merupakan cara terbaik untuk menghilangkan, menurunkan kadar amonia, atau memperbaiki kualitas air dalam tambak serta cara yang paling umu dilakukan oleh sebagian besar petambak. Penggantian juga menurunkan dan menghilangkan senyawa beracunlain serta mengencerkan kepekatan plankton.
Namun, dalam kondisi tertentu pergantian air secara tiba-tiba dalam jumlah besar dapat menyebabkan guncangan kualitas air yang ebrakibat udang menjadi stress. Nafsu makan ugang terus menurun, dan selanjutna rentan terhadap infeksi penyebab penyakit. Untuk itu, pergantian air harus melalui reservoir yang telah diberikan perlakuan secukupnya, serta hindari perubahan kualitas air yang mendadak.
Manajemen plankton (Green Water System)
Dengan menjaga kualitas plankton yang didominasi oleh jenis Chlorella, air tambak terjaga dari amoniak. Caranya, reservoir diberi perlakuan biologis dengan mengisi ikan pemakan plankton, seperti bandeng atau nila, agar populasi Chlorella dalam reservoir tetap terjaga.
Penggunaan probiotik
a)    Penggunaan Bakteri Nitrifikasi
Pemberian bakteri nitrifikasi lebih efektif bila kandungan oksigen terlarut cukup tinggi (> 4 ppm saat subuh), cukup kandungan kalsium (Ca), kandungan pH sekitar 7, terdapat substrat di dalam tambak, dan terhindar dari sinar matahari saat perlakuan.
b)   Penggunaan Bakteri Fotosintetik
Bakteri fotosintetik, misalnya Rhodopseudomonas dan Chromatium, menggunakan nitrogen anorganik seperti amonia, nitrat, nitrogen bebas untuk disusun menjadi senyawa protein. Oleh karena itu, jenis bakteri fotosintetik dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan amonia dari lingkungan tambak.
c)    Penggunaan Bakteri Heterotrof dan Molase
Molase dimanfaatkan bakteri heterotrof untuk mereduksi amonia sehingga pH menjadi turun dan mengurangi daya racun amonia. Bakteri heterotrof meghendaki nilai C/N ratio 20:1, sementara pakan udang yang digunakan mengandung protein lebih dari 35%, yang berarti nilai C/N ratio lebih rendah dari 20:1. Oleh karena itu perlu penambahan karbon organik berupa molase secara berkala.
Sumber:
Agrina Vol. 2 No. 45. Februari 2007.

Kamis, 02 Mei 2013

Profil Tambak Dwi Devi Lancar (DDL)

Tambak Dwi Devi Lancar (DDL) merupakan tambak udang dengan sistem budidaya intensif yang terletak di Desa Temaji Kec. Jenu Kabupaten Tuban – Jawa Timur. Pemiliki tambak ini adalah Bp. Ir. Syamsudi. Tambak ini berdiri sejak tahun 2006. Luas tambak ini per petaknya skitar 5.000 m2 (1/2 ha). Jumlah tebar benur skitar 100 ekor/m2 ke atas dengan berbagai asal benur mulai dari CP. Bahari, Suma dan Suri Tani Pemuka. Teknologi yang digunakan dalam budidaya udang yaitu teknologi semibioflok. Teknologi semibioflok yaitu suatu teknologi yang memadukan antara beberapa mikroorganisme terutama plankton dan bakteri pembentuk flok.
Tambak DDL selain digunakan untuk budidaya udang juga digunakan oleh beberapa instansi pemerintah maupun swasta untuk beberapa keperluan. Keperluan itu meliputi kunjungan, survey, PKL, praktikum lapang baik mahasiswa S1 maupun mahasiswa S2, penelitian maupun tambak percontohan. Beberapa instansi yang pernah berkunjung ke tambak DDL tidak hanya dari dalam negeri tetapi dari luar negeri pun ada yaitu dari Universitas Wageningen Belanda dan Prince of Songkla University Thailand. Sedangkan instansi pemerintah antara lain Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tuban, Universitas Brawijaya Malang, Akademi Perikanan Sidoarjo, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan lain-lain.
Tambak DDL ini mengalami pasang surut dalam budidaya udang. Selama ini panen terbaik terjadi pada bulan maret tahun 2012 dengan tebar sekitar 500.000 ekor benur dan luas tambak 5.000 m2 mampu menghasilkan udang sekitar 16,7 Ton selama pemeliharaan 139 hari. Adapun produk yang digunakan oleh Tambak DDL selama pemeliharaan yaitu King’s Prawn Bacs, King’s Prawn Super-N, Megalodon dan Shrimp Health
Gambar 1. Tambak Dwi Devi Lancar (DDL)
Gambar 2. Penebaran Benur
 
Gambar 3. Panen 
Gambar 4. Sunset 
Gambar 5. Pemberian Pakan
Gambar 6. Sampling Benur
Gambar 7. Perbaikan Kincir
Gambar 8. Kontrol Anco
Gambar 9. Ir. Syamsudi
Gambar 10. Kunjungan dari Prince of Songkla University Thailand
 
Gambar 11.  Profil dan Penghargaan Petambak Tersukses dari CP. Prima
Gambar 12. Sertifikat Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dari KKP